Detail Cantuman Kembali

XML

Perjalanan Sejarah TK ABA di Indonesia (1919-2019)


Sudah lebih dari satu abad organisasi ‘Aisyiyah berkhidmat bagi agama, bangsa dan negara. Perannya yang sangat besar ini pun mendapatkan apresiasi yang tinggidari pemerintah dan masyarakat, salah satunya dengan memberikan gelar pahlawan nasional kepada salah satu ketua umum yang juga tokoh pendirinya yaituSiti Walidah (Nyai Dahlan). Pengakuan ini bukan karena beliau adalah istri dari KH. Ahmad Dahlan, tetapi karena peranannya bersama organisasi ‘Aisyiyah yang dianggap telah mampu membawa perubahan yang signifikan terhadap pendidikan perempuan dan anak-anak. Kiprah ‘Aisyiyah telah dimulai sejak berdirinya perkumpulan Sapatresna pada tahun 1914. Perkumpulan inilah yang belakangan menjadi embrio lahirnya organisasi ‘Aisyiyah yang didirikan pada 22 April 1917.Berdirinya ‘Aisyiyah mampu memantik kepedulian kaum perempuan muslimah di wilayah Kauman Yogyakarta pada gerakan dakwah dan pendidikan. Bahkan dua tahun setelahnya, tepatnya tahun 1919, di Kauman berdirilah perkumpulan Siswa Praja Wanita (SPW) beranggotakan remaja putri yang di kemudian menjadi Nasyiatul ‘Aisyiyah. Nyai Dahlan sangat prihatin dan peduli terhadap anak-anak pribumi yang bermain tanpa bimbingan orangtua yang sedang bekerja menjadi
buruh di sekitar Kauman. Realitas ini mendorongnya mengumpulkan anak-anak usia dini untuk diajak bermain dan belajar. Padahal pada saat itu pendidikan bagi kaum perempuan dan anak-anak masih sangat tabu. Hingga kemudian pada 24 Agustus 1919 SPW menginisiasi pendirian Froubel Kindergarten ‘Aisyiyah di Kampung Kauman, Yogyakarta. Pada 1924, sekolah ini diubah namanya menjadi Taman Kanak-kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA), yang kemudian menjadi TK ABA pertama di Indonesia. Taman Kanak-kanak menjadi amal usaha yang pertama kali didirikan oleh ‘Aisyiyah untuk anak-anak pribumi Terdapat dua faktor yang mendasari pendirian TK ABA pada saaat itu, yaitu memberi pendidikan dasar-dasar keislaman kepada anak-anak dan mengimbangi kehadiran pendidikan Eropa yang saat itu hanya diberikan kepada anak-anak kaum ningrat. Hingga saat ini terdapat lebih dari 2000 TK ABA yang berdiri di seluruh nusantara, alhamdulillah saat ini sepenggal cerita tentang proses perkembangan TK ABA tertua di setiap provinsi dapat disajikan di hadapan pembaca. Buku ini berasal dari hasil penelitian yang dilakukan pada TK ABA di seluruh Indonesia dengan melibatkan tim peneliti yang ditugaskan oleh Lembaga Penelitian dari 30 Perguruan Tinggi Muhammadiyah
(PTM) Se-Indonesia. Penelitian dilakukan pada TK ABA tertua dan terbaik dengan kriteria penelusuran yaitu sejarah pendirian, perkembangan fasilitas, perkembangan jumlah murid dan pegawai yang bertugas (guru dan karyawan), serta prestasi yang diperoleh.
Minimnya sumber dan data yang tersedia baik di PDA, PWA, maupun sekolah yang bersangkutan, menjadi kendala bagi para peneliti. Selain itu, keterbatasan sumber daya juga menjadi penghambat dalam penelitian ini, sehingga kegiatan penelusuran sumber di wilayah Papua tidak dapat dilakukan. Meskipun demikian, para peneliti telah bekerja keras untuk menghadirkan informasi yang lengkap terkait Sejarah TK ABA di Indonesia. Kehadiran buku Sejarah TK ABA di Indonesia tidak akan terwujud apabila tidak ada kerjasama antara Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah dan para Pimpinan PTM. Oleh karena itu, ucapan terimakasih yang sangat besar disampaikan kepada Ketua PP ‘Aisyiyah, Ketua Majelis Dikdasmen PP ‘Aisyiyah, dan para rektor PTM yang berkontribusi besar untuk mendanai kegiatan penelitian ini, yaitu Rektor UHAMKA, Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Rektor Universitas Ahmad Dahlan, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Rektor Universitas Muhammadiyah Banda Aceh, Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Rektor Universitas Muhammadiyah Riau, Rektor Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Rektor STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung, Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang, Rektor Universitas Muhammadiyah Metro, Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Rektor Universitas Muhammadiyah Cirebon,
Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang, Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang, Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya, Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak, Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Rektor Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Rektor Universitas Muhammadiyah Buton, Rektor Universitas Muhammadiyah Luwuk, Rektor Universitas Muhammadiyah Palu, Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram, dan Rektor Universitas Muhammadiyah Pendidikan (UNIMUDA). Apresiasi yang tinggi juga disampaikan kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Malang beserta jajaran LPPM dan Bagian Penerbitan karena telah membantu proses penerbitan buku ini. Kami juga sampaikan terimakasih kepada Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah se-Indonesia dan kepala sekolah TK ABA yang menjadi tempat penelitian, atas bantuan dan sambutannya selama para peneliti
melakukan proses pengumpulan data. Kami menyadari bahwa isi buku ini jauh dari sempurna, karena berragamnya keterbatasan yang telah sebelumnya disampaikan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca kami nantikan dengan lapang hati untuk perbaikan buku ini di kemudian hari. Akhir kata, semoga kehadiran buku ini dapat membuka wawasan tentang perjalanan sejarah TK ABA di seluruh Indonesia danmenjadi inspirasi bagi para peneliti yang tertarik menggali tentang keberadaan Organisasi
‘Aisyiyah dan amal usahanya.
297.809598 Tim p
978-979-796-496-2
297.809598
Text
Indonesia
UMM Press
2020
Malang
xvi, 347 hlm.: ilus.; 23 cm.
LOADING LIST...
LOADING LIST...