Detail Cantuman Kembali

XML

Problematika Kekuatan Politik Islam di Yaman, Suriah, dan Aljazair


Meskipun tren kekuatan politik Islam dalam realitas politik modern mulai bisa eksis bersama mekanisme demokrasi, namun masih banyak kekuatan politik yang masih phobia terhadap politik Islam. Realitas itu telah terbukti sejak awal 1990-an dan masih bertahan hingga sekarang. Awal Tahun 1990-an misalnya, kekuatan politik Islam di Turki dan Aljazair yang menang dalam pemilu demokratis misalnya, diberangus oleh militer. Peristiwa ini terulang kembali, dimana rezim demokrasi hasil pemilu di Mesir pimpinan Mohammad Mursi justru dikudeta oleh militer, dan pemerintahan otoriter kembali berkuasa di Mesir.
Dalam derajat tertentu gejolak politik bahkan bersenjata terus terjadi di Suriah, pemilihan umum yang diselenggarakan belum menghasilkan pemerintahan yang legitimate. Gejolak politik yang sama juga terjadi di Yaman yang menghasilkan rezim militer baru pimpinan Abd Rabbu Mansour Hadi yang kemudian terusir oleh. kelompok separatis Al-Houthi. Demikian halnya di Aljazair di mana rezim militer dapat mendominasi perolehan suara Pemilu. Realitas ini mengindikasikan adanya apa yang disebut backward bending process (proses pembalikan kembali) ke arah rezim otoritarian.
Buku ini mengulas tentang problematika dan dinamika politik Islam di tiga negara kasus, yaitu Yaman, Suriah, dan Aljazair. Dalam hal ini, politik Islam sering dipandang sebagai kolaborasi antara “agama dan politik” atau dalam terminologi Islam disebut dengan hubungan antara din wa daulah (agama dan negara). Beberapa pemikir baik Muslim maupun non-Muslim, mencoba untuk mendefinisikan politik Islam dengan berbagai sudut pandang yang berbeda.
297.272 Gha p
978-979-419-438-6
297.272
Text
Indonesia
Dunia Pustaka Jaya
2016
Bandung
236 hlm.: ilus.; 21 cm.
LOADING LIST...
LOADING LIST...